Apakah aku sudah bilang betapa aku membenci rambutan? Jangan tanyakan alasannya kepadaku, karena aku sendiri juga tidak tahu. Ayolah,aku yakin semua orang pasti dapat melihat dengan jelas betapa menggelikannya buah yang satu itu. Dia memiliki rambut yang terkesan sangat aneh bagiku.
Dulu waktu aku masih duduk di bangku SMP, salah seorang teman sekelasku membawa banyak sekali rambutan dan membagi-bagikannya pada teman-teman sekelas yang lain. Saat itulah, mereka semua mengetahui kelemahan terbesarku ketika aku berteriak histeris melihat buah berbulu yang berwarna merah itu (maksudku berambut).
Setelah kejadian itu, mereka sukses menjahiliku dengan melemparkan buah rambutan kepadaku. Setelah itu, aku pasti akan berlari sambil berteriak-teriak ketakutan. Selama musim rambutan berlangsung itu, hidupku pasti tidak akan pernah tenang. Karena seingatku, di manapun aku berada, rambutan-rambutan menjijikkan itu pasti mengikutiku.
Aku pernah membaca di google bahwa, orang yang takut rambutan pasti takut pada ulat. Tapi orang yang takut ulat belum tentu takut pada rambutan. Agak aneh sebenarnya, aku takut pada rambutan (karena dia menggelikan), tapi aku sama sekali tidak takut pada ulat. Bahkan, sejak kecil aku biasa bermain-main bersama ulat di kebun belakang rumah milik ibuku.
Tapi, sebesar apapun rasa benciku pada rambutan sebelumnya, tidak akan sebesar ini sampai peristiwa dua hari yang lalu itu terjadi.
Hari itu hari Minggu, ketika aku sedang mengikuti Pelatihan Kompetisi Sains Nasional bidang Matematika di sekolahku. Setelah selesai melaksanakan sholat zuhur, aku melangkah perlahan-lahan menuju kelasku. Setelah sampai, aku melihat hanya ada dua orang di dalam kelas yang sedang membuka makan siangnya, dia dan seorang adik kelas yang satu ekskul denganku.
Tiba-tiba, langkahku terhenti perlahan-lahan ketika melihat seonggok buah rambutan tergeletak tak berdaya di atas meja Andin, teman sebangkuku. Firasat buruk segera meghampiriku. Aku takut ada buah rambutan juga di kotak makan siangku nanti. Dengan keringat dingin yang membanjiri pelipisku, aku membuka kotak makan siang ku itu. Dan ketika bulu-bulu itu sedikit terlihat, aku segera menutup kembali kotak makan siangku kemudian berlari keluar kelas.
Aku panik. Sumpah demi apapun aku benar-benar panik sekarang. Bagaimana aku bisa makan kalau begini ceritanya? Perutku sudah berteriak minta diisi.Tapi rambutan di sana seolah-olah mengejekku. Dasar buah menyebalkan. Aku membencimu asal kau tahu!
Tiba-tiba, Salman, temanku yang mengikuti Pelatihan KSN bidang Kebumian lewat di depanku. Aku segera menarik tangannya, “Man!”
Dia berhenti dan menolehkan kepalanya padaku.
“Suka rambutan gak?” tanyaku dan dia mengangguk.
“Ambil buah rambutan di kotak makan siang gua dong..” ucapku.
Dia menaikkan sebelah alisnya.
“Tolong yaa..” pintaku.
Salman melangkahkan kakinya ke dalam ruanganku, membuka kotak makanku, dan mengambil buah rambutan dari dalam kotak makanku.
Setelah memastikan kondisi aman, aku baru berani masuk ke dalam.
Membuka kotak dan semuanya aman. Tapi, saat aku mau mengambil hand sanitizer dari dalam tas, aku refleks melemparkan tasku karena ternyata ADA RAMBUTAN DI DALAM TASKU yang pastinya DIMASUKKAN OLEH SALMAN!!
“Salman!!” jeritku frustasi karena kebetulan dia masih ada dalam ruangan.
Dia menghampiriku dan malah bertanya, “kenapa?”
“AMBIL RAMBUTAN DI TAS GUA!!”
Sial. Dia malah menertawakanku.
“Gak mau ah. Ambil aja sendiri,” tolaknya.
“Salman!!”
“Apa?!” dia malah balas menantangku.
Akhirnya setelah melewati perdeebatan panjang deengan Salman dia mau mengambil rambutan di tasku dan keluar ruangan.
‘selamat’ pikirku.
Tapi ternyata, semuanya belum selesai. Karena ketika aku melihat ke belakang, dia dan adik kelas yang satu ekskul denganku tampak sedang menahan tawa mereka.
“Takut rambutan, kak?” tanya adik kelasku sambil menahan tawanya.
Sial! Benar-benar sial!!
Niat awalku meminta bantuan Salman sebenarnya adalah agar aku bisa makan dngan tenang tanpa mereka ketahui kalau aku takut rambutan. Tentu saja aku tidak ingin image-ku terlihat buruk di depan dia, sang gebetan. Tapi ternyata, semua tidak berjalan sesuai ekspetasiku.
Mulai hari ini, aku bukan hanya membenci rambutan. Aku benci perpaduan Salman dan rambutan!
Kereeennnn
ReplyDeleteRambutan is not that bad cmon :'
ReplyDeleteKo receh
ReplyDelete